top of page

Potensi dan Tantangan Industri Fashion Lokal Indonesia

Kekuatan industri fashion Indonesia tidak hanya berasal dari ekspor, melainkan juga dari permintaan domestik yang semakin kuat. Survei Snapcart bertajuk “Feel  Good, Look Great” (2025) mengungkap bahwa dari 4.989 responden, 30% menganggap fashion sebagai aspek yang sangat penting dan 35% lainnya menganggap fashion sebagai aspek yang penting. Temuan ini menegaskan bahwa fashion kini telah menjadi bagian dari identitas dan gaya hidup masyarakat Indonesia, bukan sekadar kebutuhan fungsional.

Ilustrasi industri fashion, Foto: canva.com/gettyimage


Industri fashion lokal indonesia tengah menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Sepanjang 2024, sektor tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki mencatat performa positif, didorong oleh peningkatan investasi asing dan domestik. Data Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor produk tekstil dan apparel mencapai lebih dari USD 13 miliar, menandai optimisme baru bagi sektor ini setelah masa pemulihan pasca-pandemi.

Kekuatan industri fashion Indonesia tidak hanya berasal dari ekspor, melainkan juga dari permintaan domestik yang semakin kuat. Survei Snapcart bertajuk “Feel  Good, Look Great” (2025) mengungkap bahwa dari 4.989 responden, 30% menganggap fashion sebagai aspek yang sangat penting dan 35% lainnya menganggap fashion sebagai aspek yang penting. Temuan ini menegaskan bahwa fashion kini telah menjadi bagian dari identitas dan gaya hidup masyarakat Indonesia, bukan sekadar kebutuhan fungsional.

Selain itu, penetrasi digital membuka peluang besar bagi brand fashion lokal. Beragam platform online telah menjadi etalase utama bagi brand kecil dan menengah untuk menjangkau konsumen nasional bahkan regional. Fenomena ini juga memberi ruang baru bagi pelaku kreatif untuk menghidupkan kembali warisan tekstil tradisional seperti batik serta ikat dan menjadikannya relevan untuk berbagai aktivitas dan gaya hidup modern. Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah brand lokal yang memodernisasi motif dan teknik tradisional sebagai diferensiasi merek mereka (WhatsNewIndonesia, 2024; Harper’s Bazaar Singapore, 2024).

Di sisi lain, Fenomena nearshoring, yakni pergeseran rantai pasok global dari Tiongkok ke negara-negara Asia Tenggara, turut memberi peluang baru bagi produsen lokal yang mampu memenuhi standar kualitas dan keberlanjutan. Indonesia kini mulai dilirik sebagai alternatif manufaktur fashion regional karena memiliki tenaga kerja kompetitif dan kapasitas produksi yang cukup besar.

Namun, di tengah pertumbuhan yang pesat pelaku fashion lokal tetap menghadapi tantang besar. Survei Snapcart mencatat kualitas (48%) dan harga (34%) menjadi dua faktor utama pertimbangan konsumen saat membeli produk fashion. Kedua hal ini sering kali menjadi dilema bagi produsen lokal: menjaga kualitas berarti menambah biaya, sementara menurunkan harga bisa mengorbankan margin.

Tekanan terbesar datang dari produk impor murah yang membanjiri pasar daring. Pemerintah bahkan tengah menyiapkan safeguard duties terhadap pakaian dan alas kaki impor untuk melindungi industri dalam negeri (Reuters, 2024). Selain itu, rantai pasok bahan baku domestik belum sepenuhnya efisien. Banyak produsen masih bergantung pada impor kain dan aksesori. Keterbatasan teknologi produksi dan kurangnya tenaga kerja dengan keahlian teknis serta manajerial di bidang fashion juga menjadi hambatan untuk ekspansi berskala besar.

Melihat dinamika tersebut, kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, desainer, produsen, investor, dan komunitas kreatif menjadi pondasi penting untuk membangun ekosistem fashion yang tangguh dan berdaya saing global. Program pelatihan, dukungan bahan baku lokal, serta promosi digital yang terpadu dapat mempercepat transformasi industri ini menuju arah yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Dengan kreativitas yang kaya dan budaya yang kuat, fashion lokal indonesia memiliki potensi besar untuk tidak hanya menjadi pemain di pasar domestik, tetapi juga menjadi inspirasi di panggung dunia.

Referensi:
  1. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2024). Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil 2024.
  2. Snapcart Indonesia. (2025). Feel Good, Look Great: Consumer Preferences Report.
  3. WhatsNewIndonesia. (2024). 12 Indonesian Batik Brands That Offer Modern and Trendy Design.
  4. Harper’s Bazaar Singapore. (2024). 8 Indonesian Fashion Brands To Have On Your Radar.
  5. Reuters. (2024, 29 Juni). Indonesia Plans Import Duties on Clothing and Ceramics to Protect Domestic Industry.
 
 
bottom of page